BAB I
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum war.wab
Puji syukur saya panjatkan atas
kehadirat ALLAH SWT. Karena atas karunia dan rahmat kesehatan yang telah
diberikannya, saya dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat waktu. Tidak lupa
saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya,
karena beliau telah menyiapkan fasilitas-fasilitas yang saya butuhkan untuk
dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Terimakasih saya ucapkan juga
kepada guru saya, karena berkat adanya tugas ini dapat menambah pengetahuan
saya. Terimakasih juga untuk teman-teman saya, karena berkat kalian saya bisa
mengintropeksi tugas saya jika ada kekurangannya.
Sekali lagi saya ucapkan
terimakasih kepada kalian yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan karya
tulis ini.
Jakarta, 14 Juni 2014
(Diah Novianti Fadhilah)
PENDAHULUAN
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi
suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber
dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang
bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan
beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi
lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam
ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor
kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh
spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi.
DAFTAR
ISI
BAB II
A. PENGERTIAN EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk
karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya,
jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen
abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen
ini tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan heewan dengan air.
Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu
kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya
masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan
dari ekosistem ini akan terus terjaga.
B. SATUAN MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM
a. Individu
Individu adalah satu makhluk
hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.
b. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat
berkembangbiak serta berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang
sama. Contoh populasi adalah sekelompok semut di atas meja.
c. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan beberapa macam populasi yang
menempati daerah yang sama pada waktu yang sama, contohnya komunitas hutan
jati, padang rumput dan hutan pinus.
d. Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya
yang membentuk suatu hubungan timbal balik di antara komponen-komponennya.
Komponen suatu ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup
yang terdapat di dalamnya.
e. Bioma
Bioma adalah suatu ekosistem darat yang khas dan luas
cakupannya.
f. Biosfer
Biosfer adalah berbagai bioma di permukaan bumi yang
saling berhubungan dan membentuk sistem yang lebih besar lagi.
Berdasarkan proses terbentuknya,
ekosistem dibedakan menjadi ekosistem buatan dan ekosistem alami. Ekosistem
alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alamiah, tanpa campur tangan
manusia. Contohnya rawa, sungai dan laut. Jika suatu ekosistem sengaja dibuat
manusia maka disebut ekosistem buatan. Contohnya ekosistem sawah, kebun, kolam,
waduk dan akuarium.
C. KOMPONEN EKOSISTEM
Berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu sebagai berikut.
1. Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik
dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam
ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa
anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:
a. Suhu. Prosesbbiologi dipengaruhi suhu.
Mamalia dan unggas membutuhkan
energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
b. Air. Ketersediaan air memengaruhi
distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap
ketersediaan air di gurun.
c. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi
kesetimbangan air dalam organisme
melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi
dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
d. Cahaya
matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga
pada lingkungan air, fotosintesis
terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau
cahaya matahari. Di gurun, intensitas
cahaya yang besar membuat
peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
e. Tanah
dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan
sumber makanannya di tanah.
f. Iklim.
Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area.
Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim
dalam suatu daerah yang dihuni komunitas
tertentu.
2. Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk
menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen
yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).
Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
a. Heterotrof
/ Konsumen[sunting | sunting sumber]
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai
makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah
manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
b. Pengurai
/ dekomposer
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut
juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih
besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai
yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan
organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:
aerobik : oksigen adalah penerima
elektron / oksidan
anaerobik : oksigen tidak terlibat.
Bahan organik sebagai penerima
elektron /oksidan
fermentasi : anaerobik namun bahan
organik yang teroksidasi juga
sebagai penerima elektron. komponen
tersebut berada pada suatu tempatdan berinteraksi
membentuk suatu kesatuan ekosistem yang
teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium,
ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen
heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen
autotrof, plankton yang terapung di air sebagai
komponen pengurai.
D. INTERAKSI DALAM EKOSISTEM
a. Ketergantungan antar komponen biotik
Tentunya setelah mengetahui komponen dalam
suatu ekosistem kita bertanya-tanya bagaimana sesungguhnya hubangan antara
makhluk hdup yang tinggal menetap dalam suatu ekositem, nah begini nih sahabat
Setiap makhluk hidup akan berusaha untuk
mempertahankan populasinya, tentu dengan cara mencari makanan dan terus
berkembang biak, seperti yang kita ketahui ada makhluk hidup karnivora dan
herbivora hal ini akan menimbulkan hubungan erat yang biasa dinamakan rantai
makanan dan jaring jaring makanan. Saya akan menambahkan gambar saja ya,
mudah-mudahan sahabat semuanya dapat mengerti melalui gambar ini
1. Rantai makanan
2. Jaring-jaring makanan
b. Antar
komponen biotik dan abiotik
Ketergantungan antara komponen
biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti:
Ä siklus
karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan
antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya
bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum
diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang
dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah
atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan
material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan
(termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan
sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pertukaran karbon antar reservoir,
terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang
bermacam-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan
Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang
lambat dengan atmosfer.
Ä siklus air
Suatu sirkulasi air yang meliputi
gerakan mulai dari laut ke atmosfer, dari atmosfer ke tanah, dan kembali ke
laut lagi atau dengan arti lain siklus hidrologi merupakan rangkaian proses
berpindahnya air permukaan bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga
kembali ke tempat asalnya.
Air naik ke udara dari permukaan
laut atau dari daratan melalui evaporasi. Air di atmosfer dalam bentuk uap air atau
awan bergerak dalam massa yang besar di atas benua dan dipanaskan oleh radiasi
tanah. Panas membuat uap air lebih naik lagi sehingga cukup tinggi/dingin untuk
terjadi kondensasi. Uap air berubah jadi embun dan seterusnya jadi hujan atau
salju. Curahan (precipitation) turun ke bawah, ke daratan atau langsung ke
laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir di atas permukaan sebagai
sungai, terus kembali ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir di
atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut melengkapi siklus air.
Ä siklus nitrogen
Pengertian Siklus nitrogen. Siklus
nitrogen adalah proses di mana nitrogen dari atmosfer diubah menjadi bentuk
yang dapat digunakan oleh tanaman dan hewan. Hal ini terjadi melalui aksi
bakteri, dan dimulai pada abad ke-20, aktivitas manusia. Ketika nitrogen diubah
menjadi bentuk yang dapat digunakan, dikatakan harus diperbaiki, dan tanaman
dan ganggang menggabungkan nitrogen menjadi asam amino, protein, dan asam
deoksiribonukleat (DNA). Hewan memperoleh senyawa yang mengandung nitrogen dari
tanaman, sehingga siklus nitrogen penting bagi semua kehidupan di bumi. Ketika
makhluk hidup mati, jenis bakteri melepaskan nitrogen dalam zat ini kembali ke
atmosfer, menyelesaikan siklus.
Dalam bentuk N2, nitrogen membuat
sampai sekitar 80 persen dari atmosfer bumi. Bentuk nitrogen tidak dapat
digunakan oleh tanaman atau hewan yang bergantung pada mereka .. Bakteri adalah
diperlukan untuk mengubah N2 menjadi amonia (NH3) dan ion amonium (NH4 +).
Dalam proses yang disebut nitrifikasi, bakteri tanah mengkonversi amonia
menjadi ion nitrat (NH3). Ini bagian dari siklus nitrogen, yang dikenal sebagai
fiksasi nitrogen, memungkinkan tanaman untuk menghasilkan asam amino dan
senyawa yang mengandung nitrogen lainnya bahwa semua kehidupan hewan tergantung
padanya. Sebuah jumlah yang sangat kecil nitrogen tetap dihasilkan setiap tahun
oleh sambaran petir dan beberapa proses kimia non-hidup.
Ä siklus sulfur
Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk.
Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas
sulfur dioksida dan didalam tubuh organisme sebagai penyusun protein. Siklus
sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh
akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika
hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh
manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang
sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa
gas. Salah satu zat yang terkandung dalam gas tersebut adalah sulfur. Semakin
besar kandungan sulfur dalam gas maka gas akan semakin bau.
E. TIPE-TIPE EKOSISTEM
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu
ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.
1. Akuatik (air)
Ekosistem sungai
Ekosistem air tawar.
Ekosistem air laut.
Ekosistem estuari.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya
sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal
yang luas atau rawa garam. Ekosistem
estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang,dan fitoplankton.
Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Ekosistem pantai.
Dinamakan demikian karena yang paling banyak
tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang
hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
Ekosistem sungai.
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir
ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan
kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
Ekosistem terumbu karang.
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada
dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di
karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai
invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.
Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang
laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat
pantai memiliki pasir putih.
Ekosistem laut dalam.
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya
terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai
produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Ekosistem lamun.
Lamun atau seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga
yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan
ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan
tangkai‑tangkai
yang merayap yang efektifuntuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut),
lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai
akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara. Sebagai sumber daya hayati,lamun
banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
2. Terestrial (darat)
Ekosistem hutan hujan tropis memiliki
produktivitas tinggi.
Ekosistem taiga merupakan hutan pinus
dengan ciri iklim musim dingin
yang panjang.
Ekosistem tundra didominasi oleh
vegetasi perdu.
Penentuan zona dalam
ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan.Ekosistem
terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat penting untuk
menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat
tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir,
kebakaran, atau aktivitas manusia.
Hutan hujan tropis.
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik
dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies
pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya
tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang
pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan
basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di
sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu
dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan
tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai
epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan
burung hantu.
Sabana.
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah
dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban
masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun
di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara
lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
Padang rumput.
Padang
rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan
turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran
air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput
yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra,
singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan
ular.
Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang
berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan
curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat
besar Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di
gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus,
atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk
menyimpan air.Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular,
kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.
Hutan gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim
sedang yang memiliki empat musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata
sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan
yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung
pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya.Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara
di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.
Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan
adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput
alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang
dingin.
Karst (batu gamping /gua).
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping
di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri
yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif
terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang
rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.
Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis
yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
3. Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang
diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh
manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
w bendungan
w hutan tanaman produksi seperti jati
dan pinus
w agroekosistem berupa sawah tadah hujan
w sawah irigasi
w perkebunan sawit
w ekosistem pemukiman seperti kota dan
desa
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi
sehingga butuh energi yang banyak.Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung
dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.
F. PELESTARIAN EKOSISTEM
Keanekaragaman makhluk hidup perlu dijaga
supaya ekosistem menjadi stabil. Semakin beranekaragam makhluk hidup dalam
suatu ekosistem, semakin stabil ekosistem tersebut. Flora dan fauna alami yang
terdapat di hutan perlu dilestarikan karena merupakan sumber plasma nutfah
(plasma benih). Sumber plasma nutfah dapat dimanfaatkan untuk mencari bibit
unggul bagi kepentingan kesejahteraan manusia. Upaya perlindungan keanekaragaman
hayati dapat dilakukan dengan mendirikan cagar alam, taman nasional, hutan
wisata, taman laut, hutan lindug dan kebun raya. Untuk mencegah kepunahan
makhluk hidup, kadang diperlukan pemeliharaan untuk mengembangbiakannya, yang
disebut dengan penangkaran. Pemeliharaan dapat dilakukan secara in situ dan ex
situ. Pemeliharaan in situ adalah pemeliharaan yang dilakukan di habitat
aslinya. Pemeliharaan ex situ adalah pemeliharaan yang dilakukan di luar
habitat aslinya, misalnya di kebun binatang.
G. POLA-POLA INTERAKSI
Simbiosis adalah bentuk interaksi yang sangat
erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup
yang melakukan simbiosis disebut simbion. Simbiosis dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, diantaranya :
a) Simbiosis
mutualisme, yaitu interaksi antara dua individu ataupun populasi yang saling menguntungkan. Misalnya, simbiosis antara jenis jamur tertentu dan jenis alga
tertentu membentuk likenes, antara
bunga dengan kupu-kupu.
b) Simbiosis
parasitisme, yaitu interaksi dua individu/populasi di mana salah satu
individu untung, sedang simbion pasangannyarugi.
Contohnya, benalu yang tumbuh pada ranting pohon
mangga, cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam usus manusia.
c) Simbiosis komensalisme, yaitu interaksi
antara individu/populasi yang
satu untung sedangkan individu/populasi lainnya tidak untung dan juga tidak rugi.
Contohnya, interaksi antara ikan remora kecil yang
menempel pada ikan hiu.
BAB III
KESIMPULAN
Hubungan antar makhluk hidup
dengan lingkungannya sangat erat dan
saling ketergantungan, karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan
makhluk lain. Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Ekosistem adalah kesatuan
komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem
tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk
hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah
komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya
matahari, suhu atau temperature, mineral dan gas.
Dari segi makanan ekosistem dibagi
menjadi dua, yaitu: (1)Organisme Autotrof, adalah organisme yang dapat membuat
makanan sendiri dengan memanfaatkan bahan organik yang terdapat di
lingkungannya; (2)Organisme Heterotrof, adalah organisme yang tidak dapat
membuat makanan sendiri dan mendapatkan makanannya dari makhluk hidup lain.
Berdasarkan terbentuknya, ekosistem
dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Selain itu,
ekosistem juga dapat berubah karena beberapa faktor yang mempengaruhinya,
diantaranya : gangguan alam, tindakan manusia, penggunaan pestisida yang
berlebihan dan sebagainya.